Romantisisme dari Dataran Tinggi di Yogyakarta

 

Aliran arus Sungai Oyo yang elegan yang melintasi perbukitan menjadi pemandangan yang mempesona saat menikmati pagi hari di negeri di atas awan Bantul. Karpet kabut menyapu perbukitan hijau. Terkadang, kabut ini muncul tiba-tiba dari bawah dan kemudian lenyap dalam angin sepoi-sepoi.

 

Grand Inna Malioboro, salah satu hotel tertua di Yogyakarta menjadi pilihan tepat ketika saya berkelana di Kota Gudeg. Sebagai hotel berbintang 4, hotel bersejarah ini menyediakan layanan prima dan kenyamanan yang memuaskan. Dari hotel yang berlokasi di Jl. Malioboro No.60 ini, perjalanan saya dimulai.

 

Setelah bermalam di hotel yang dibangun pada tahun 1908 ini, saya telah mempersiapkan diri sejak fajar menyingsing untuk sebuah petualangan. Negeri di atas awan Bantul merupakan tujuan saya. Sekitar pukul 04.00 pagi, saya berangkat dari hotel. Tak perlu mengkhawatirkan sarapan pagi di hotel ini, yang selama ini digunakan sebagai kantor oleh Panglima Tertinggi Jenderal Soedirman, tak heran makanannya dapat terbungkus sebagai bekal dengan cepat.

 

Puncak Kebun Buah Mangunan

 

Saya menghabiskan waktu sekitar satu jam perjalanan untuk mencapai tempat wisata Kebun Buah Mangunan. Tempat ini terletak di Desa Mangunan, Kecamatan Dlingo, Bantul, sekitar 35 Km dari pusat Kota Yogyakarta. Meski hanya dilengkapi penerangan dari lampu mobil, bukit seluas 23 Hektar ini ditumbuhi dengan pohon buah-buahan, seperti durian, mangga, rambutan, jambu air, manggis, dan masih banyak lagi. Tiket masuk ke Kebun Buah Mangunan ini adalah Rp. 5.000 per orang.

 

Namun, destinasi yang ingin saya tuju bukanlah kawasan pepohonan ini, tapi puncak bukitnya. Puncak Kebun Buah Mangunan dikenal sebagai "Negeri di atas awan Bantul". Dari tempat parkir, Anda hanya perlu berjalan kaki sebentar lalu turun tangga. Di tempat tujuan utama, terdapat pagar kayu yang mengelilinginya untuk mencegah kemungkinan adanya pengunjung yang terjatuh.

 

Saya sampai di daerah ini saat hari masih gelap. Namun, banyak orang sudah tiba di sana, menunggu pertunjukan pesona alam. Langit mulai bersinar perlahan kekuningan, dengan kabut yang melayang di atas ngarai. Pertunjukan pesona alam mulai berkembang.

 

Dari sini, Sungai Oyo yang berkelok seperti ular dengan elegannya membelah bukit. Sungai tersebut tertutupi oleh kabut putih yang muncul dari balik bukit dan kemudian menyapu pepohonan. Suatu momen yang menakjubkan, kabut ini menyelimuti ngarai Sungai Oyo, menampilkan potret "Negeri di atas awan". Pemandangan ini sering ditemui saat kita berada di puncak gunung yang sangat tinggi. Bedanya, kita biasanya menemukan samudera awan di puncak gunung, sementara di sini kita disajikan lautan kabut yang terlihat seperti awan.

 

Hari semakin cerah, tapi keindahan kabut ini tetap datang dan berlalu. Aliran Sungai Oyo terkadang terlihat jelas dan kadang-kadang tertutup oleh kabut dan menjadi tak terlihat. Sekitar pukul 07.00, saya kembali ke tempat parkir tempat saya sebelumnya singgah ke salah satu kios dengan tanda bertuliskan "Nikmati secangkir wedang uwuh di Puncak Kebun Buah Mangunan."

 

Jurang Tembelan, Kanigoro

 

Setelah menatap pesona Sungai Oyo dari Puncak Gunung Mangunan, saya kemudian mengunjungi Jurang Tembelan, jurangnya Kanigoro yang lokasinya cukup dekat. Dari Kebun Buah Mangunan, tinggal belok kanan saja, dan saya sampai pun tiba di lokasi ini. Destinasi wisata ini dikhususkan sebagai lokasi foto. Kawasan wisatanya bisa sangat sempit karena hanya memanfaatkan ruang kosong di pinggir jurang. Jurang Kanigoro adalah tempat tujuan wisata yang baru dikembangkan di daerah Dlingo, Bantul, bertepatan dengan objek wisata lainnya, termasuk Tebing Watu Lawang, Songgo Langit, dan Bukit Mojo yang semuanya saling berdekatan.

 

Sebuah perahu yang dibangun dari bambu yang diletakkan di tepi jurang menjadi tujuan utama. Sedangkan pemandangan latarnya nampak mirip dengan pemandangan dari Puncak Kebuh Buah Mangunan, dengan hanya sedikit perbedaan, yaitu Sungai Oyo di bagian bawah yang dikelilingi perbukitan hijau yang indah. Yang terakhir namun tak kalah pentingnya, kabut yang mengalir juga menambah pesona yang tak diragukan lagi untuk tempat ini. Saat kami memotretnya, perahu bambu itu tampak mengambang secara ajaib.

 

Para pengunjung secara bergiliran mengantri untuk berfoto di kapal ini. Keingintahuan membuatku mencoba sensasi naik perahu bambu ini. Rasanya agak "menggelitik" berada di atasnya, seolah-olah saya benar-benar terbang dengan kapal. Kabut mengalir tepat di bawah kaki saya dan tidak lagi ada di depan mata. Bagi mereka yang takut ketinggian, hal ini dapat membuat lutut Anda lemas.

 

Selain perahu bambu, ada beberapa titik foto lainnya. Di bagian bawah terdapat bentuk kupu-kupu berukuran besar untuk dipotret. Di bagian atas ada tiga menara observasi yang semuanya terbuat dari bambu. Mengingat bahan yang digunakan, untuk setiap menara dan kapal, sehingga jumlah pengunjung pun dibatasi.

 

Hutan Pinus Mangunan

 

Puas dengan sensasi berada di atas awan, kini saatnya menjelajahi Hutan Pinus. Lokasi Hutan Pinus Mangunan berada dekat dengan Kebun Buah Mangunan. Hutan Pinus ini tidak hanya berfungsi untuk pelestarian, tapi juga menjadi destinasi wisata yang sangat menarik. Deretan pohon pinus yang tak ada habisnya menjadikan kawasan ini populer untuk berburu foto hingga sebagai lokasi foto pra-nikah. Biaya masuk ke Hutan Pinus Mangunan hanya Rp. 2.000,00 per orang.

 

 

Memasuki Hutan Pinus, saya langsung melihat banyak pengunjung yang sedang menikmati suasananya. Ada yang berpose di depan kamera, yang lain sedang sibuk selfie, bersantai di bangku yang terbuat dari batang pinus, atau hanya duduk di ayunan. Saya terus menyusuri jalan setapak. Dan terbukti benar, saya melihat ada pasangan yang sedang mengambil foto pra-nikah. Atmosfernya sangat mendukung untuk keperluan fotografi.

 

Saat saya melangkah lebih jauh, ada pemandangan lain di daerah ini seluas sekitar 500 Hektar. Tidak hanya pohon pinus yang ditanam, pohon-pohon lain seperti mahoni, akasia, kemiri, dan kayu putih juga tersedia di sini. Tanaman kuning dan merah turut memperindah pemandangan di balik bukit Hutan Pinus ini.

 

Suasana damai yang disajikan oleh Hutan Pinus Mangunan terbukti efektif menghilangkan lelah serta menyegarkan tubuh dan pikiran. Menjelang siang, saya pun meninggalkan ketenangan ini untuk menjelajahi bagian lain Yogyakarta.

 

Teks asli dalam Bahasa Inggris: Riman Saputra N

Dialih bahasakan oleh: Miftahul Falah

Foto: Riman Saputra N

Hotel-hotel HIG Mencatat Pertumbuhan Tingkat Hunian Di Masa Libur Sekolah 2024 "Bringing Holiday Smiles to Everyone"
Kolaborasi InJourney Hospitality, Sarinah dan PT Angkasa Pura I Gelar InJourney Hospitality House (IHH) Labuan Bajo Tahun 2024 Batch I, Dukung Peningkatan SDM Pariwisata di Labuan Bajo