Museum rokok ini dulunya adalah pabrik rokok pertama Sampoerna. Saat ini bangunan bergaya kolonial Belanda yang dibangun sekitar tahun 1862 termasuk dalam situs bersejarah yang dilestarikan di Surabaya.
Grand Inna Tunjungan adalah tempat yang sempurna untuk tinggal sementara Anda berada di Kota Pahlawan. Lokasinya sangat strategis, di tengah panasnya kota. Anda dapat mencapai House of Sampoerna (HOS) dengan 20 menit berkendara. HOS terletak tidak jauh dari Jembatan Merah, kawasan Kota Tua Surabaya, tepatnya di Jl. Taman Sampoerna No. 6, Krembangan, Pabean Cantikan, Surabaya. Banyak bangunan peninggalan kolonial Belanda yang masih berdiri sampai sekarang, salah satunya adalah HOS.
Bangunan tua tapi megah menyambut saya ketika saya mencapai gerbang kompleks gedung HOS. Bangunan tengah dengan empat pilar dalam bentuk rokok yang bertengger kuat menjadi daya tarik utama. Ini adalah House of Sampoerna Museum yang dibangun sekitar tahun 1862.
Awalnya, pada masa Belanda, bangunan ini adalah panti asuhan yang dikelola Belanda. Kemudian pada tahun 1932 dibeli oleh Liem Seeng Tee yang menjadi pendiri Sampoerna dan menjadi tempat pertama produksi rokok Sampoerna. Saat ini, bangunan ini termasuk dalam situs sejarah yang dilestarikan di Surabaya.
Aroma khas tembakau tercium langsung dan senyum ramah staf museum menyambut ketika memasuki area museum. Museum ini buka setiap hari mulai pukul 09:00 hingga 22:00 dengan tarif gratis. Di sisi kiri, replika warung bambu sederhana dari pendiri PT Sampoerna lengkap dengan isi guci makanan, keranjang buah, dan cengkeh dan tembakau langsung menarik perhatian saya. Di depan itu adalah tembakau terbaik dari berbagai daerah, salah satunya adalah Temanggung yang terkenal dengan kualitas tembakau, yang kemudian akan diolah menjadi produk rokok keluaran Sampoerna.
Ada juga dua sepeda tua yang memiliki nilai historis tak ternilai yang menjadi saksi perjuangan kecil Liem Seeng Tee. Replika penyimpanan tembakau dan peralatan pengolahan dapat dilihat di sini. Di sebelah kanan ada properti keluarga Liem Seeng Tee, mulai dari ruang kerja, kebaya, hingga foto keluarga dari waktu ke waktu.
Di ruang kedua, buku-buku tentang tembakau, berbagai koleksi pemantik rokok, foto-foto perjalanan PT Sampoerna, serta beberapa lukisan ditampilkan. Pergi ke kamar ketiga. Di sini ditunjukkan alat dan bahan untuk mencampur rokok. Ada juga replika warung rokok tahun 90an, peralatan marching band Sampoerna, kereta kuda (delman), sepeda motor klasik, piring kemasan rokok, mesin cetak Heidelberg Asli, dan produk rokok Sampoerna dari berbagai periode, baik itu dipasarkan di Indonesia atau berlisensi di beberapa negara.
Eksplorasi berlanjut ke lantai dua. Di tangga ada poster produk Sampoerna dari berbagai waktu. Di lantai dua adalah tempat penjualan merchandise Sampoerna, mulai dari miniatur, kaos oblong, kaos, kain batik, cengkeh, hingga buku. Di ruangan ini kita juga bisa melihat proses pembuatan rokok, mulai dari menggulung tembakau, memotong rokok, hingga kemasan.
Setelah tur auditorium utama museum, langkah kaki terus ke bagian timur yang menjadi galeri seni di HOS untuk melihat benda-benda seni. Lalu, di sebelahnya ada kafe yang menyediakan berbagai macam makanan dan minuman. Sementara itu, bangunan di sisi barat masih digunakan sebagai tempat tinggal keluarga Sampoerna.
Ada juga Surabaya Heritage Track di HOS, fasilitas tur gratis menggunakan bus ber-AC, lengkap dengan pemandu wisata. Bus ini akan berangkat dari HOS kemudian ke Balai Kota dan Cak Kuraisim, lalu kembali lagi ke HOS. Demikianlah akhir tur peninggalan sejarah saya di daerah Kota Tua Surabaya. **
Teks & Foto: Riman Saputra N.
Translator: Miftahul Falah