Sejak diadakan Nusa Penida Festival di 2014, perlahan tapi pasti nama Nusa Penida mulai terangkat sebagai destinasi wisata di Bali.
Bahkan pulau ini mendapat penghargaan dari Kementerian Pariwisata Republik Indonesia sebagai Favorit II lokasi menyelam populer. Saya rasa inilah pendongkrak Nusa Penida hingga mampu menjadi seperti sekarang ini.
Selepas istirahat sejenak di homestay, Bli Wayan, salah satu karyawan di homestay langsung menghampiri sembari memberi informasi tentang pulau ini. Pertanyaan saya langsung mengarah pada 3 destinasi utamanya yakni, Pantai Kelingking, Angel Billabong dan Crystal Bay. “Letak geografis Nusa Penida didominasi dengan kondisi tanah berkarang dan batu kapur. Jadi tidak heran kalau beberapa pantai berada di bawah tebing yang curam,” jelas Bli Wayan.
Kontur ini pula yang membuat destinasi wisata di Nusa Penida memiliki keunikan-keunikan tersendiri. Setelah mendapat arahan yang cukup jelas dari Bli Wayan, tujuan pertama langsung ditujukan ke Pantai Kelingking. Sebenarnya pantai ini lebih dikenal dengan sebutan Kelingking Secret Point dan menjadi lokasi diving favorit untuk melihat langsung Manta, Ikan Pari terbesar di dunia.
Selain lokasi diving, terdapat sebuah tebing latar belakang birunya Samudera Hindia. Selain itu terdapat pula sebuah pura yang oleh masyarakat setempat disebut dengan nama Pura Paluang atau juga ada yang menamainya dengan Pura Mobil. Terutama karena di sini terdapat keberadaan pelinggih yang punya bentuk mobil.
Sayangnya saya tidak mempersiapkan diri untuk diving, sehingga hanya bisa menikmati keindahannya dari atas tebing. Setelah dirasa cukup mengitari Pantai Kelingking, perjalanan saya lanjutkan ke Angel Bilabong. Sebuah laguna kecil berwarna biru kehijauan di atas karang yang menjadi lokasi favorit turis untuk berenang.
Hanya sekitar 30 menit dari Pantai Kelingking, Angel Billabong sudah di depan mata. Lokasinya berada dalam satu kawasan dengan Pantai Pasih Uug atau turis asing menyebutnya dengan Broken Beach. Pantai ini memiliki tebing setinggi 50-200 meter yang berlubang di bagian tengahnya sehingga berbentuk seperti goa atau terowongan yang dialiri air laut, sehingga air laut terperangkap di tengah-tengahnya.
Tidak jauh dari situ, Angel Billabong sudah siap untuk direnangi. Laguna ini terbentuk akibat genangan air yang terjebak pada saat laut pasang. Saya datang di saat yang kurang tepat. Ombak mulai pasang sehingga deburannya masuk hingga ujung laguna. Kondisi ini jelas berbahaya, karena hantaman ombak bisa menyeret siapapun yang berenang ke “belantara” Samudera Hindia.
Penutup sempurna di hari pertama di Nusa Penida adalah menikmati matahari tenggelam di Crystal Bay. Bagi penikmat alam bawah laut, Crystal Bay juga merupakan tempat snorkeling favorit. Agak menjorok ke tengah pantai terdapat bukit karang unik. Bukit karang ini seperti memiliki pintu di bagian bawahnya. Dari pintu itu pula yang menjadi akses menuju pura yang berada di puncak bukit. Saat matahari terbenam, menikmati momen pergantian malam terasa tenang. Semakin malam bintang makin bertebaran, sedikitnya polusi cahaya, membuat gugusan galaksi Bimasakti terlihat jelas dari bidikan kamera. Malam yang sempurna!
Menikmati Matahari Terbit di Pantai Atuh
Keesokan harinya, sebelum kembali ke Pulau Bali besar, ada baiknya sempatkan diri menikmati matahari terbit di Pantai Atuh. Dari sini matahari terbit berlatar pulau Lombok terlihat jelas. Perjuangan bangun dini hari dan menempuh perjalanan 1 jam dari lokasi homestay saya terasa terbayar lunas.
Untuk mencapai pantai ini saya harus trekking sekitar 20 menit dari lokasi parkir. Naik ke atas bukit berkapur, jajaran kawasan perbukitan menjadi latar hijau menyegarkan. Di sisi lainnya jajaran bukit kapur membentuk gugusan yang mengingatkan saya akan kokohnya bukit di The Twelve Apostles, Victoria Australia.
Perlahan semburat jingga semakin terlihat. Dari atas bukit pulau Bali besar terbentang jelas. Di bawah bukit, lagi-lagi karang khas mirip kepala kuda membendung hantaman keras ombak Samudera Hindia. Matahari semakin meninggi dan pagi memunculkan imaji luar biasa tentang bentang alam Nusa Penida.
Inilah pulau eksotik yang membawa saya ke dimensi baru berwisata di Bali. Bukit kapur dan karang-karang kokoh dengan ragam rupa. **
Teks dan Foto: Dody Wiraseto